PERBANDINGAN FRAMEWORK ITIL DAN COBIT

PERBANDINGAN FRAMEWORK ITIL DAN COBIT



OLEH :
AINUN AFRIYANTI ANUGRAH (16117610)
ALIFHIA DHIYA HERLIA (10117513)
ALIFIANTY RIZKI CHAERUNNI (10117520)
AMELIA DWI RACHMAWATI (10117613)
AMELINDA KUSUMANINGTYAS (10117620)
ANAK AGUNG RIZKI DARMAYAN (10117641)






UNIVERSITAS GUNADARMA
2019

                                                                              
A. ITIL
Framework atau Kerangka Kerja adalah suatu struktur konseptual dasar yang digunakan untuk memecahkan atau menangani suatu masalah yg kompleks. Dalam bidang Teknologi Informasi, framework merupakan suatu penggambaran dari suatu konsep untuk membantu para praktisi bisnis (Staff IT).
ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah suatu kerangka kerja dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi Teknologi Informasi (TI).
Nama ITIL merupakan merek dagang Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi rinci mengenai beberapa praktik (best practice) penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi dalam hal TI.
5 domain proses utama ITIL,  yaitu :
1. Service Strategy
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
2. Service Design
Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice dalam mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi layanan TI.
3. Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan  lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam  Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
4. Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efektif dan efisien serta menjamin tingkat kinerja yang telah disepakati dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaimana menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
5. Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi, dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagai Deming yaitu siklus peningkatan proses (Process Improvement) yang berkesinambungan atau secara terus menerus seperti lingkaran yang tidak ada akhirnya.



B. COBIT
COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen untuk menjembatani antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan masalah-masalah teknis TI (Sasongko, 2009).
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan dengan memanfaatkan TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
Komponen COBIT :
1. Framework
Mengatur tata kelola TI, tujuan, dan praktik oleh TI domain dan proses, serta menghubungkan mereka dengan kebutuhan bisnis.
2. Process descriptions
Sebuah proses referensi model dan bahasa yang umum bagi semua orang dalam sebuah organisasi. Peta proses untuk wilayah tanggung jawab merencanakan, membangun, menjalankan, dan memantau.
3. Control objectives
Menyediakan satu set lengkap persyaratan tingkat tinggi untuk dipertimbangkan oleh manajemen untuk kontrol yang efektif dari setiap proses TI.
4. Pedoman manajemen
Bantuan tanggung jawab menetapkan, menyepakati tujuan, mengukur kinerja, dan menggambarkan hubungan timbal balik dengan proses lainnya.
5. Maturity models
Menilai kematangan dan kemampuan per proses dan membantu untuk mengatasi kesenjangan.
Kerangka Kerja COBIT :
1. Control Objectives
Terdiri atas empat tujuan pengendalian tingkat tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam empat domain, yaitu: Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitor and Evaluate. 
a. Perencanaan dan Organisasi (Planning and Organization)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
b. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
c. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
d. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol. 
2. Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.
3. Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang harus dilakukan.



C. Keuntungan dan Kerugian ITIL dan COBIT
Keuntungan ITIL, menurut Cartlidge (2007, p8), antara lain :
  • Meningkatkan kepuasan pengguna dan pelanggan terhadap layanan IT.
  • Memperbaiki manajemen sumber daya dan keuangan.
  • Memperbaiki pembuatan keputusan dan mengoptimalkan resiko.
  • Memperbaiki waktu terhadap pasar untuk produk baru dan layanan.

Kerugian ITIL antara lain :
  • -          Buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi pengguna non komersial.
  • -          ITIL bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tata kelola TI.
  • -          Pelaksanaan pedoman dalam buku ITIL memerlukan pelatihan khusus.
  • -          Biaya pelatihan atau sertifikasi ITIL terlalu tinggi.


Kelebihan COBIT antara lain :
  • -          Rahasia.

Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
  • -          Integritas.

Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah informasi.
  • -          Ketersediaan.

-          Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.
  • -          Kepatuhan Nyata.

Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk manajemen.
Kerugian COBIT antara lain :
  • -          COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional. Oleh karena itu, perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional seperti ITIL.
  • -          COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
  • -          COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan, namun memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi.


D. Persamaan ITIL dan COBIT

  • ·         Dijadikan sebagai IT governance framework
  • ·         Memberikan pedoman pada perusahaan bahwa keputusan-keputusan strategis IT tidak hanya berada pada CIO (Chief of Information Officer) tetapi, pada direksi, komisaris, dan pemegang saham.
  • ·         COBIT dan ITIL biasa digunakan bersamaan untuk membantu pemeliharaan dan manajemen perusahaan jasa TI.
  • ·         COBIT dan ITIL adalah standar yang cakupan areanya adalah menengah ke bawah.
  • ·         COBIT dan ITIL cocok jika dijadikan sebagai IT management framework.


E. Perbedaan ITIL dan COBIT

·         Kerangka kerja COBIT memasukkan hal-hal berikut ini : Control Objectives, Audit Guidelines, dan Management Guidelines.
·         Kerangka kerja ITIL digunakan untuk mengelola infrastruktur teknologi dan informasi dalam suatu organisasi dan bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna teknologi informasi.



Simpulan

ITIL dapat digunakan untuk memperbaiki proses TI untuk memenuhi tujuan perusahaan (termasuk keamanan). Sedangkan, COBIT dapat digunakan untuk menentukan apakah kebutuhan perusahaan didukung oleh IT. 
ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan TI untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ITIL dan COBIT merupakan dua pendekatan dalam tata kelola TI dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi, sedangkan COBIT mengatur masalah tujuan yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan TI.
Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan. Sehingga kebanyakan perusahaan-perusahaan lebih menyukai menggunakan COBIT dan mengombinasikannya dengan framework lain yang dibutuhkan.





DAFTAR PUSTAKA



















7

Comments

Popular Posts